Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya sekaligus Peneliti pada Pusat Kajian Kerjasama Selatan Selatan (PKKSS) UB, Fachrizal Afandi mempresentasikan makalahnya dalam Seminar Internasional “UMOJA” The Gathering of All African Nation di Berlin Republik Federasi Jerman selama empat hari (23-26/10).
Seminar tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyoroti pentingnya hubungan antar budaya yang didasarkan pada dialog, pemahaman, dan rasa percaya terhadap masa depan benua Afrika.
Dalam kesempatan tersebut, Fachrizal menyampaikan artikelnya yang berjudul “Reconstruction Bandung Spirit in the framework of strengthening Relations Asia- Africa” yang secara historis terkait dengan Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Bandung Jawa Barat, Indonesia pada tahun 1955, di saat era dekolonisasi dan Perang Dingin.
“Saat ini Bandung Spirit masih dapat digunakan sebagai inspirasi untuk hidup berdampingan secara damai dan membangun solidaritas diantara bangsa-bangsa yang lemah serta melakukan pembebasan dari hegemoni negara adidaya. Meski sekarang penjajahan dan perang dingin resmi berakhir, namun sistem dominasi serupa masih berlanjut di era globalisasi ini. Disinilah dibutuhkan adanya Rekonstruksi terhadap konsep Bandung Spirit yang disesuaikan dengan tantangan saat ini,”kata Fachrizal.
Fachrizal menambahkan dengan kesamaan sejarah sebagai bangsa bekas koloni, hampir semua negara di Asia dan Afrika memiliki masalah yang serupa, seperti kemiskinan, korupsi, perang dan masalah lain yang menarik untuk dicari akar masalah sehingga bisa dicari formulasi yang tepat dalam penyelesaian masalahnya, misalnya dikalangan akademisi hukum Asia dan Afrika. Dalam hal ini, “Bandung Spirit” dapat digunakan sebagai wadah membentuk jejaring untuk saling bertukar pengetahuan tentang permasalahan hukum. Khusus di Indonesia, konflik antara hukum negara dan hukum adat yang tak kunjung usai dapat kita cari model penyelesaiannya dengan melakukan studi socio legal dengan pendekatan etnografi di negara negara Afrika baik yang telah berhasil maupun yang masih gagal dalam mengelola konflik.
Kegiatan tersebut mempertemukan peserta dari seluruh Afrika, serta pemangku kepentingan dari masyarakat internasional yang lebih luas. Beberapa narasumber kunci yang turut hadir diantaranya Andreas Jahn (Anggota Parlemen Jerman dari Partai CDU), Asmau Nitardy (Direktur Regional Afrika Timur Verein e.V), Prof. Dr. Isaac C. Lamba (Duta Besar Malawi di Jerman). Selain itu, hadir pula perwakilan praktisi dari Amnesty International, Konard-Adenauer Foundation. Sedangkan dari kalangan akademisi, hadir perwakilan dari University of Westminister Inggris, IIUM Malaysia dan Muhammed V University Maroko. [Fachrizal/Oky]
Sumber: http://fachrizal.lecture.ub.ac.id/2012/10/dosen-fh-ub-presentasikan-semangat-bandung-di-berlin/